Pada kebanyakan masalah buka kenyataannya yang merupakan masalahnya. Anda tahu apa kenyataannya, yang tidak anda ketahui adalah bagaimana caranya untuk menyelesaikan masalah itu. Itulah masalahnya.
Ada banyak cara untuk memperoleh penyelesaian. Anda dapat mencari salah satu cara yang anda anggap terbaik dan dapat memberi jalan keluar dari masalah itu.
Seringkali, cara berpikir yang berpangkal pada kenyataan ke pokok masalah lebih mudah daripada cara berpikir yang berpangkal pada pokok masalah ke kenyataan. Untuk memperjelas, bayangkanlah situasi yang digambarkan di bawah ini.
Ada enam orang nelayan yang sedang duduk di tepi sungai. Masing-masing sedang memancing, dan enam tapi pancing mereka saling melilit satu sama lain. Pada ujung salah satu tapi pancing terdapat seekor ikan, sedang yang lainnya tidak. Nelayan yang manakah yang telah berhasil memancing ikan tersebut?
Bila anda mencari jawabannya dari tangkai pancing, kemungkinan anda akan sampai pada kenyataan, bahwa 6 nelayan itu berhasil memancing ikan. Tetapi bila anda mulai mencari jawaban dari ujung tangkai pancing atau dari mata kail terus naik ke atas mengikuti tali pancing hingga pada tangkai pancing, anda akan menemukan nelayan mana yang telah memancing ikan itu.

Dapatkah anda menemukan caranya? Jika tidak, ambillah enam gelas kosong lagi. Aturlah mereka dalam posisi yang dikehendaki. Dengan membandingkan dua jajaran gelas ini anda akan melihat, bahwa air pada gelas ke-2 harus dipindahkan pada gelas ke-5. Anda dapat melakukannya dengan menuangkan air tersebut. Tidak disebutkan bahwa menuang tidak diperbolehkan.
Dengan berpangkal pada akibat suatu masalah anda akan dapat menemukan sebabnya dan memecahkan masalah-masalah itu. Memang tidak semua masalah dapat dipecahkan dengan cara demikian, tetapi banyak yang berhasil dengan cara ini. Latihlah otak anda untuk melihat suatu masalah dari akibatnya. Pasti akan banyak membantu.